1/20/2020

1. Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan doktrin Alkitab?

XVII. Bagaimana Cara Membedakan Antara Realitas Kebenaran dan Pengetahuan Teologis

Tuhan Yesus, kebenaran,

Kesaksian Akhir Zaman - 1. Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apa yang dimaksud dengan pengetahuan dan doktrin Alkitab?
Ayat Alkitab untuk Referensi:
"Pada awalnya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan" (Yohanes 1:1).
"Dan Firman itu menjadi manusia, dan tinggal di tengah-tengah kita .... dipenuhi kasih karunia dan kebenaran" (Yohanes 1:14).
"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup" (Yohanes 14:6).
"Sucikanlah mereka dengan kebenaran-Mu: firman-Mu adalah kebenaran" (Yohanes 17:17).
"Dia menjawab dan berkata, Benar yang dinubuatkan Yesaya tentang kalian, orang-orang munafik, seperti ada tertulis, Bangsa ini menghormati Aku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari Aku. Sia-sialah mereka menyembah Aku, namun ajaran tentang perintah manusialah yang mereka ajarkan. Dengan mengabaikan perintah Tuhan, engkau berpegang pada tradisi manusia, seperti mencuci periuk dan cawan: dan banyak hal seperti inilah yang engkau lakukan. Lalu Dia berkata kepada mereka, Engkau sungguh pandai menolak perintah Tuhan supaya engkau dapat mempertahankan tradisimu sendiri. ... Menjadikan firman Tuhan tidak berlaku melalui tradisimu, seperti yang telah engkau lakukan: dan banyak hal seperti ini yang engkau kerjakan" (Markus 7:6-13).
Firman Tuhan yang Relevan:
Kebenaran yang bisa disampaikan dalam bahasa manusia adalah pepatah manusia; umat manusia tidak akan pernah mengalaminya secara penuh, dan umat manusia harus hidup bergantung kepadanya. Secuil kebenaran bisa membuat seluruh umat manusia bertahan hidup selama ribuan tahun.
Kebenaran adalah kehidupan Tuhan itu sendiri, merepresentasikan watak-Nya, merepresentasikan hakikat-Nya sendiri, merepresentasikan semua yang ada dalam diri-Nya.
Dikutip dari "Apakah Engkau Tahu
Apa Sesungguhnya Kebenaran Itu?"
dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"
Kebenaran bukanlah hal yang bersifat terumuskan, juga bukan sebuah hukum. Kebenaran tidak mati—tetapi hidup. Itu adalah sesuatu yang hidup, dan merupakan aturan yang harus diikuti makhluk ciptaan dan aturan yang harus dimiliki seorang manusia dalam hidupnya. Ini merupakan hal yang harus lebih engkau pahami melalui pengalaman. Tidak peduli berada pada tahapan mana pengalamanmu, engkau tidak bisa dipisahkan dari firman Tuhan atau kebenaran, dan apa yang engkau pahami akan watak Tuhan dan apa yang engkau ketahui tentang apa yang Ia punya dan siapa Ia, semuanya itu dinyatakan dalam firman Tuhan. Semua itu tidak dapat dipisahkan dan terhubung dengan kebenaran. Watak Tuhan, lalu apa yang Ia punya dan siapa Ia dengan sendirinya adalah kebenaran. Kebenaran merupakan perwujudan yang autentik dari watak Tuhan juga apa yang Ia punya dan siapa Ia. Ini menjadikan apa yang Tuhan punya dan siapa Tuhan itu suatu hal yang konkret dan secara terbuka menyatakannya. Secara langsung hal itu memberitahukan kepadamu tentang apa yang Tuhan sukai, apa yang tidak Ia sukai, apa yang Ia ingin engkau lakukan dan apa yang tidak Ia izinkan untuk engkau lakukan, orang-orang seperti apa yang Ia benci dan orang-orang seperti apa yang Ia kasihi. Di balik kebenaran yang Tuhan ungkapkan orang dapat melihat kesenangan-Nya, kemarahan-Nya, kesedihan-Nya, dan kebahagiaan-Nya, juga esensi-Nya—ini adalah pengungkapan dari watak-Nya.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"
dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Kebenaran adalah pepatah kehidupan yang paling nyata, dan pepatah yang terpenting di antara semua umat manusia. Karena inilah yang dikehendaki Tuhan dari manusia, dan merupakan pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh Tuhan, sehingga hal ini disebut pepatah kehidupan. Ini bukanlah pepatah yang dirangkum dari sesuatu, juga bukan kutipan terkenal dari tokoh besar; sebaliknya, ini adalah perkataan untuk umat manusia dari Tuhan atas langit dan bumi dan segala sesuatu, dan bukan beberapa kata yang dirangkum oleh manusia, melainkan kehidupan yang melekat dalam diri Tuhan. Dan itulah sebabnya kebenaran ini disebut sebagai yang tertinggi dari semua pepatah kehidupan.
Dikutip dari "Hanya Orang-Orang yang Mengenal Tuhan
dan Pekerjaan-Nya Dapat Memuaskan Tuhan"
dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Semuanya yang dilakukan Tuhan adalah kebenaran dan hidup. Kebenaran bagi umat manusia adalah sesuatu yang tidak boleh kurang dalam hidup mereka; hal yang tanpanya mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa; dan juga dapat dikatakan itu adalah hal yang terbesar. Meskipun engkau tidak bisa melihatnya atau menyentuhnya, nilainya tidak bisa engkau abaikan. Inilah satu-satunya hal yang dapat membawa kedamaian di dalam hatimu.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III"
dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Beberapa orang melakukan pekerjaan dan berkhotbah dan, meskipun di permukaan tampaknya mereka bersekutu tentang firman Tuhan, yang mereka bicarakan hanyalah makna harfiah dari firman Tuhan, tetapi tidak ada hal-hal substantif yang disebutkan. Khotbah-khotbah mereka itu seperti mengajar dari buku teks tentang bahasa, disusun pokok demi pokok, aspek demi aspek, dan ketika mereka telah selesai, semua orang menyanyikan pujian mereka, sambil berkata: "Orang ini memiliki realitas. Mereka berkhotbah dengan sangat baik dan begitu terperinci." Setelah mereka selesai berkhotbah, mereka memberi tahu orang lain untuk menyatukan semuanya dan mengirimkannya kepada setiap orang. Tindakan mereka menipu orang lain dan semua yang mereka khotbahkan adalah kepalsuan. Di permukaan, kelihatannya seolah-olah mereka hanya memberitakan firman Tuhan dan tampaknya hal itu sesuai dengan kebenaran. Tetapi apabila diamati secara lebih arif, engkau akan mengetahui bahwa itu tidak lain hanyalah huruf-huruf tertulis, doktrin dan penalaran yang salah beserta beberapa imajinasi dan gagasan manusia serta beberapa bagian yang membatasi Tuhan. Bukankah khotbah semacam ini mengganggu pekerjaan Tuhan? Ini adalah pelayanan yang menentang Tuhan.
Dikutip dari "Hanya dengan Mengejar Kebenaran Engkau Dapat Mengalami Perubahan dalam Watakmu"
dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"
Engkau semua tidak "menyimpulkan kebenaran" agar manusia memperoleh kehidupan atau mencapai perubahan dalam watak mereka oleh karena kebenaran. Sebaliknya, khotbah itu dimaksudkan agar manusia menguasai beberapa pengetahuan dan doktrin dari dalam kebenaran itu. Mereka tampaknya telah memahami tujuan di balik pekerjaan Tuhan, karena sebenarnya mereka hanya menguasai beberapa kata dan doktrin. Mereka tidak memahami makna yang tersirat dalam kebenaran itu; hal itu tidak ada bedanya dengan belajar teologi atau membaca Alkitab. Engkau mengumpulkan buku-buku ini atau materi-materi itu, dan kemudian orang memiliki aspek doktrin yang ini atau aspek pengetahuan yang itu. Mereka adalah para pembicara yang ulung dari doktrin-doktrin itu—namun apa yang terjadi ketika mereka telah selesai berbicara? Pada waktu itu orang tidak bisa mengalami dan tidak memiliki pemahaman tentang pekerjaan Tuhan, demikian pula mereka tidak memiliki pemahaman tentang diri mereka sendiri. Pada akhirnya, yang akan mereka dapatkan hanyalah rumus-rumus dan aturan-aturan, dan mereka bisa berbicara tentang beberapa hal itu, tetapi tidak satu pun hal lainnya. Jika Tuhan melakukan sesuatu yang baru, apakah engkau akan dapat menyelaraskan semua doktrin yang kau ketahui dengan hal itu? Hal-hal yang kau miliki itu hanyalah aturan-aturan dan engkau hanya meminta orang untuk mempelajari teologi, dan tidak memberi mereka kesempatan untuk mengalami firman Tuhan atau kebenaran. Karena itu, buku-buku yang disusun manusia hanya bisa membawa mereka pada teologi dan pengetahuan, pada rumus-rumus, aturan, dan kaidah. Buku-buku itu tidak bisa membawa manusia ke hadapan Tuhan atau memungkinkan mereka untuk memahami kebenaran atau kehendak Tuhan. Engkau berpikir bahwa ketika mereka mengajukan pertanyaan demi pertanyaan, buku-buku itu akan menjawabnya. Ketika garis besar serta ikhtisar dituliskan secara detail, saudara-saudarimu akan dapat dengan mudah memahaminya. Engkau berpikir bahwa selain mudah untuk diingat, masalah-masalah ini sepintas tampak jelas, dan bahwa ini adalah cara yang hebat untuk melakukannya. Namun yang mereka pahami bukanlah makna sesungguhnya dari kebenaran yang tersirat dan tidak sesuai dengan kenyataan—itu hanyalah kata-kata dan doktrin. Jadi, akan lebih baik jika engkau tidak melakukan hal-hal ini sama sekali. Melakukan hal ini berarti mengarahkan orang untuk memahami dan menguasai pengetahuan. Engkau membawa orang lain ke dalam doktrin-doktrin agama, dan membuat mereka mengikuti dan memercayai Tuhan yang terdapat dalam doktrin-doktrin agama. Bukankah itu sama saja seperti Paulus? Engkau semua berpikir bahwa menguasai pengetahuan tentang kebenaran itu sangat penting, dan bahwa mempelajari bacaan-bacaan tentang firman Tuhan dalam hati, berbicara tentang doktrin-doktrin dan menemukan rumus-rumus dalam firman Tuhan semuanya sangat penting, tetapi bagaimana orang memahami firman Tuhan sama sekali tidak penting. Karena itu, engkau semua selalu ingin menyusun hal-hal ini secara sistematis sehingga semua orang bernyanyi dari lembaran nyanyian pujian yang sama, mengatakan hal yang sama, dan berbicara tentang doktrin yang sama, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang sama dan mempertahankan aturan yang sama—inilah tujuanmu. Apa yang engkau semua lakukan ini tampaknya adalah agar manusia mendapatkan pemahaman, padahal sebaliknya engkau tidak tahu bahwa hal ini justru membawa manusia ke dalam aturan-aturan yang berada di luar kebenaran firman Tuhan.
Dikutip dari "Tanpa Kebenaran Sangatlah
Mudah untuk Menyinggung Tuhan"
dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"
Mencapai pemahaman yang benar tentang makna sesungguhnya yang terdapat dalam firman Tuhan bukanlah hal yang sederhana. Jangan berpikir seperti ini: aku dapat menafsirkan makna harfiah dari firman Tuhan, dan semua orang mengatakan itu baik dan memberiku acungan jempol, jadi itu berarti aku memahami firman Tuhan. Hal itu tidak sama dengan memahami firman Tuhan. Jika engkau telah mendapatkan sedikit terang dari dalam firman Tuhan dan engkau telah dapat merasakan makna penting yang sebenarnya dari firman Tuhan, jika engkau dapat mengungkapkan pentingnya firman Tuhan dan apa yang pada akhirnya akan dicapainya, jika ini semua telah jelas, hal itu berarti engkau memiliki sedikit pemahaman akan firman Tuhan. Jadi, memahami firman Tuhan tidaklah sesederhana itu. Hanya karena engkau dapat memberikan penjelasan yang muluk-muluk tentang kata-kata yang terdapat dalam firman Tuhan bukan berarti engkau memahaminya. Tidak peduli seberapa banyak engkau dapat menjelaskan kata-kata dalam firman Tuhan, itu tetaplah imajinasi dan cara pikir manusia–itu tidak ada gunanya! ... Jika engkau menafsirkan hal ini secara harfiah atau dari pemikiran atau imajinasimu sendiri, pemahamanmu itu tidak benar, terlepas dari seberapa fasih engkau dapat menafsirkannya. Mungkin saja engkau bahkan memaknainya di luar konteks dan salah menafsirkan firman Tuhan, dan itu bahkan lebih menyulitkan. Jadi, kebenaran pada pokoknya didapatkan dengan menerima pencerahan dari Roh Kudus melalui pengenalan akan firman Tuhan. Memahami arti harfiah dari firman-Nya atau mampu menjelaskannya tidak berarti telah mendapatkan kebenaran. Jika engkau hanya perlu menafsirkan kata-kata dalam firman-Nya, lalu apa artinya pencerahan dari Roh Kudus? Dalam hal tersebut, engkau perlu memiliki tingkat pendidikan tertentu, dan mereka yang tidak berpendidikan akan berada dalam situasi yang sulit. Pekerjaan Tuhan bukanlah sesuatu yang dapat dipahami oleh otak manusia. Pemahaman yang benar tentang firman Tuhan terutama bergantung pada pencerahan dari Roh Kudus; demikianlah proses untuk mendapatkan kebenaran.
Dikutip dari "Cara Mengenal Natur Manusia"
dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"
Jika engkau semua telah banyak membaca firman Tuhan tetapi hanya memahami makna teks dan tidak memiliki pengetahuan langsung tentang firman Tuhan melalui pengalaman praktismu, engkau sekalian tidak akan mengenal firman Tuhan. Sejauh yang engkau ketahui, firman Tuhan bukanlah kehidupan, melainkan hanya huruf-huruf tertulis yang mati. Dan jika hanya berpegang teguh pada huruf-huruf tertulis yang mati, engkau tidak dapat meresapi esensi dari firman Tuhan, dan juga tidak akan mengetahui kehendak-Nya. Hanya jika engkau mengalami firman-Nya dalam pengalaman nyatamu maka makna rohani dari firman Tuhan itu akan tersingkap dengan sendirinya bagimu, dan hanya melalui pengalamanlah engkau dapat memahami makna rohani dari berbagai kebenaran, dan hanya melalui pengalamanlah engkau dapat menyingkapkan misteri firman Tuhan. Jika engkau tidak menerapkannya, maka tidak peduli segamblang apa pun firman-Nya, satu-satunya hal yang engkau pegang teguh hanyalah huruf-huruf tertulis dan doktrin kosong, yang telah menjadi aturan agamawi bagimu. Bukankah ini yang dilakukan orang-orang Farisi? Jika engkau sekalian melakukan dan mengalami firman Tuhan, maka firman-Nya itu menjadi nyata bagimu; jika engkau tidak berusaha melakukannya, maka firman Tuhan tidak lebih dari sekadar legenda surga tingkat ketiga bagimu. ...
... Kebanyakan orang berpuas diri hanya dengan memahami teks firman Tuhan dan berfokus memperlengkapi diri mereka dengan berbagai ajaran tanpa mengalami kedalamannya melalui perbuatan; bukankah itu kebiasaan orang Farisi? Lantas, bagaimana mungkin kalimat "Firman Tuhan adalah hidup" berlaku bagi mereka? Hanya ketika manusia menerapkan firman Tuhan, hidupnya dapat benar-benar berkembang; kehidupan tidak bisa bertumbuh semata-mata dengan membaca firman-Nya. Jika engkau yakin bahwa memahami firman Tuhan adalah satu-satunya yang diperlukan untuk memiliki kehidupan, untuk memiliki tingkat pertumbuhan, maka pemahamanmu itu keliru. Memahami firman Tuhan dengan sungguh-sungguh terjadi apabila engkau melakukan kebenaran, dan engkau harus mengerti bahwa "hanya dengan melakukan kebenaran maka kebenaran itu dapat dipahami."
Dikutip dari "Lakukanlah Kebenaran Setelah Engkau Memahaminya"
dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Rekomendasi:  Artikel Kristen 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar